Selasa, 26 Mei 2020

Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Off Grid

Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Off Grid


Kebutuhan energi listrik di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat sedangkan sumber daya seperti gas, minyak dan batu bara semakin hari semakin berkurang karena gas, minyak dan batu bara adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan sumber daya listrik diantaranya merupakan inovasi terobosan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan memanfaatkan energi matahari sebagai sumber utama dari pembangkit ini.

PLTS adalah pembangkit listrik yang sumber daya utamanya tidak terbatas, tidak menimbulkan dampak negatif, relatif murah dan ramah lingkungan.

Di Indonesia, distribusi listrik dari PLN masih belum merata, banyak daerah-daerah terpencil di Indonesia yang belum terjangkau listrik hingga saat ini.

Akibatnya berimbas untuk sektor pendidikan seperti sekolah-sekolah yang sangat membutuhkan listrik untuk proses belajar dan untuk mengurangi masalah tersebut, maka dilakukan perancangan PLTS dengan memanfaatkan energi matahari.

Perencanaan PLTS harus direncanakan dan diperhitungkan dari berbagai aspek, yaitu perhitungan konsumsi daya total, kebutuhan PV untuk memenuhi daya total, spesifikasi baterai yang sesuai dan perhitungan kebutuhan baterai agar mampu menampung energi listrik yang dihasilkan PV dan setelah melalui berbagai proses maka energi listrik akan disalurkan ke beban.

Pada penelitian kali ini mengenai analisis desain perancangan sistem pembangkit listrik tenaga surya off grid dengan kapasitas panel surya 50 Wp dan 10 Wp pada sebuah Sekolah Dasar (SD) di desa terpencil.

Dengan tujuan merancang dan menghitung karakteristrik pembangkit listrik tenaga surya dengan menggunakan panel surya 50 Wp dan 10 Wp dan menghitung daya maksimal yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga surya yang dihasilkan untuk melakukan pengisian baterai pada lampu belajar LED (rechargeable).

Sehingga dapat dianalisis desain sistem pembangkit listrik tenaga surya yang terbaik untk Sekolah Dasar tersebut dengan mempertimbangkan intensitas matahari harian.

Optimalisasi dari desain sistem ini disimulasikan dalam rentang waktu satu hari dengan data berupa tegangan dan arus masuk dari panel surya dan daya yang dihasilkan oleh masing-masing lampu saat pengisian baterai.

Data yang dihasilkan adalah data perubahan daya yang merupakan output dari sistem dan beban listrik setiap jam dalam rentang waktu satu hari.

Degan berbagai analisis memudahkan pengoptimalan daya listrik dari panel surya dan baterai agar dapat memenuhi kebutuhan pengisian lampu belajar siswa dalam satu sekolah.

Sehingga lampu yang sudah terisi tersebut dapat digunakan oleh para siswa untuk belajar pada malam hari karena adanya keterbatasan listrik di daerah tersebut.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka ditentukan rumusan masalah sebagai berikut:

#1. Bagaimana merancang pengisian lampu belajar LED tenaga surya dengan menggunakan metode langsung dari panel surya dan dengan menggunakan baterai tambahan?

#2. Bagaimana merancang sebuah pengisian lampu LED tenaga surya untuk siswa yang berjumlah 140
orang dengan masing-masing siswa mempunyai satu buah lampu belajar dengan asumsi mempunyai spesifikasi baterai lampu yang sama?

Tujuan Penelitian

#1. Mampu merancang sistem pengisian lampu belajar LED tenaga surya dengan metode langsung dari panel surya atau dengan menggunakan baterai tambahan.

#2. Merealisasikan sistem pengisian lampu belajar LED tenaga surya sederhana di sebuah sekolah di desai terpencil di Indonesia yang membutuhkan cahaya sebagai penerangan belajar siswa pada malam hari.

Batas Masalah

Untuk membatasi cakupan pembahasan masalah pada Tugas Akhir ini, maka diberikan batasan-batasan sebagai berikut :

  • 1. Menggunakan PV jenis pollycristalline dengan kapasitas 50 Wp. 
  • 2. Menggunakan baterai Aki 12V 18Ah. 
  • 3. Asumsi 140 siswa menggunakan lampu dengan spesifikasi yang sama yaitu 12V 1,2Ah.
  • 4. Penelitian dengan panel 10 Wp adalah dengan menggunakan panel surya 50 Wp dengan panjang 12 cm dan lebar 67,5 cm.
  • 5. Untuk  mulai  pengujian  pengisian  baterai  lampu,  semua  lampu  baterai  telah kosong. 
  • 6. Untuk  pengambilan  data  dilakukan  di  daerah  Sukabirus  dengan  asumsi  panas matahari di desa Binangun dan di daerah Sukabirus tidak berbeda jauh. 
  • 7. Tidak membahas pengosongan baterai pada lampu LED. 
  • 8. Tidak  membahas  sistem  pengisian  baterai  menggunakan controller,  baik  itu PWM maupun MPPT.
  • 9. Pengujian dilakukan langsung dari PV dan dengan baterai tambahan.
  • 10. Tidak menghitung dan menganalisis rugi-rugi daya.
  • 11. Tidak membahas mengenai buck converter dan USB port yang digunakan.
  • 12. Asumsi  pengisian  baterai  lampu  LED  dilakukan  setiap  hari  (setiap  hari mengajar sekolah) dari jam 07.00-13.00. 
  • 13. Untuk data percobaan untuk waktu pengisian 6 jam adalah menggunakan data dari percobaan pengisian 12 jam. 
  • 14. Asumsi  implementasi  sistem  pengisian  ini  adalah  di  sebuah  SD  di  Desa Binangun di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada kali ini adalah sebagai berikut: 

1. Studi Literatur 

Pada  tugas kali ini,  studi  literature  dilakukan  dengan  mempelajari  tentang karakteristik PV, baterai, optimalisasi beban dari PV, dan perancangan PLTS. 

2. Analisis Masalah

Setelah  studi  literatur,  selanjutnya  menganalisis  permasalahan  pada  sistem fotovoltaik.  Sistem  terdiri  dari  panel  surya,  arus  dan  tegangan  beban,  dan perancangan system nya. 

3. Perancangan dan Realisasi

Setelah  analisis  masalah,  selanjutnya  memrancang  diagram  blok,  flowchart, dan perancangan sistem secara real. 

4. Pengujian 

Setelah  perancangan  dan  realisasi  diselesaikan  berdasarkan  paramater  dan standar  yang  telah  ditentukan,  selanjutnya  melakukan  pengujian  PV,  baterai dan beban.

5. Analisis dan Evaluasi 

Setelah pengujian dilakukan, selanjutnya tahap terakhir sebelum penyusunan buku  adalah  menganalisis  dan  mengevaluasi  daya  dari  PV,  baterai  Aki  dan beban.

6. Penyusunan Buku

Perancangan buku TA ini dilakukan seiring dengan penelitian dan analisis.

Lampu Belajar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Ultrasonic

Teknologi berbasis kecerdasan buatan telah berkembang cukup pesat berbagai teknologi diciptakan untuk memberikan akses kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam melakukan akivitas sehari-hari.

Kegiatan belajar pada anak-anak merupakan hal yang perlu dilakukan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, maka hal itu yang perlu dilakukan untuk menambawah ilmu pengetahuan, terkadang proses pembelajaran untuk dilakukan pada malam hari.

Proses belajar pada malam hari membutuhkan penerangan berupa lampu, tetapi lampu yang ada pada saat ini hanya bersifat flat on artinya menyala terus sampai penggunaan mematikannya atau sampai lampu tersebut kehilangan sumber tegangannya.

Durasi waktu belajar di malam hari dengan penerangan membutuhkan batasan agar kesehatan mata seseorang dapat terjaga.

Hal itu dibutuhkan sebuah lampu belajar yang otomatis menyala dan mati sesuai dengan durasi waktu belajar sehingga sistem dapat memberikan peringatan terhadap pengguna untuk memberhentikan proses belajar karena sudah cukup lama guna menjaga kesehatan indra penglihatan.

Pendahuluan

Pesatnya perkembangan teknologi di bidang komputerisasi dan informasi yang sangat besar menuntut seseorang menjadi seorang profesional dalam melaksanakan tugas harian.

Tanpa adanya profesionalisme akan menjadi kendala bagi jalannya kegiatan sehari-hari. Oleh karena itu, keahlian dalam menguasai teknologi dan informasi dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan serta kemampuan atau skill yang memadai.

Dalam proses pencapaian sarana, selain faktor SDM sistem informasi yang berbasiskan teknolgi komputer juga sangat berperan penting dalam pencapaian penggunaan sistem peralatan otomatis yang berbasis komputerisasi sebagai contoh dalam penerapan untuk meja belajar maupun dapat digunakan di meja kerja dalam penerangan yang akan bekerja secara otomatis.

Demikian juga halnya dengan sistem peralatan rumah tangga terlebih untuk kebutuhan di dalam belajar, semakin majunya zaman yang menggunakan sistem komputerisasi yang dapat memberikan kemudahan-kemudahan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Disatu sisi juga dapat memberikan keuntungan dalam arti menghemat energi listrik yang fungsinya  dapat bekerja secara otomatis apabila pengguna lalai dalam mematikan lampu tersebut.

Landasan Teori

a.) Sensor Ultrasonic

Sensor Ultrasonic adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya.

Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu.

Disebut sebagai sensor ultrasonic karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonic (bunyi ultrasonic). 

Gelombang Ultrasonic adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz.

Bunyi ultrasonic tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi Ultrasonic dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba.

Bunyi Ultrasonic bisa merambat melalui zat padat, cair dan gas. Reflektivitas bunyi Ultrasonic di permukaan zat padat hampir sama dengan reflektivitas bunyi ultrasonic di permukaan zat cair. Akan tetapi, gelombang bunyi ultrasonic akan diserap oleh tekstil dan busa.

Pada sensor ultrasonic, gelombang ultrasonic dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu.

Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonic (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut. 

Secara umum, alat ini akan menghasilkan gelombang ultrasonic menuju suatu area atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima.

b.) Arduino

Menurut Muhammad Syawil, (2013:60) “Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang didalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel.

Arduino adalah sebuah board mikrokontroller yang berbasis ATmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz, koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset.

Arduino mampu men-support mikrokontroller; dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB.

Analisa dan Hasil

Sebuah sistem yang ingin dijalankan, sangat membutuhkan kelengkapan perangkat agar berjalan dengan baik dalam pengimplementasiannya.

Untuk membuat sistem rancangan untuk membangun lampu belajar secara otomatis dengan menggunakan sensor ultrasonic berbasis arduino, membutuhkan spesifikasi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 
Tampilan Belakang Arduino pada Lampu Belajar Otomatis

Tampilan Belakang Arduino pada Lampu Belajar Otomatis
Tampilan Relay pada Lampu Belajar Otomatis



Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan pengamantan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan diantaranya adalah sebagai berikut:

  • 1. Pembuatan dan perancangan alat Rancang Bangun Lampu Belajar Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Ultrasonic Berbasis Arduino dapat dilakukan dengan serangkaian tahapan-tahapan yang dilalui.
  • 2. Alat dapat mendeteksi apakah ada pengguna meja belajar apa tidaknya dan akan memberikan indicator ataupun pertanda dengan menyalanya lampu belajar tersebut.
  • 3. Alat dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan si pengguna.

    Mulai dari sensor yang digunakan untuk pendeteksi dapat digunakan type sesuai kebutuhan yang kemudian Arduino Uno sebagai pusat alat didalam rangkaian keseluruhan yang mengelolah data yang dikirimkan dari sensor untuk diproses yang kemudian diteruskan ke Relay sebagai saklar otomatis untuk dapat menghidupkan dan memadamkan lampu secara otomatis.
  • 4. Untuk itu kita dapat mengimplimentasikan alat ini didalam kehidupan kita seharihari baik didalam meja belajar maupun meja kerja yang di atur sesuai dengan yang di inginkan pengguna..

Daftar Pustaka

  • E. R. dan E. Yuliawati, “Pengembangan Produk Lampu Meja Belajar dengan Metode Kano dan Quality Function Deployment (QFD),” J. Res. Technol., vol. 2, no. 2, pp. 78–86, 2016.
  • D. Prihatmoko, “PENERAPAN INTERNET OF THINGS ( IoT ) DALAM PEMBELAJARAN DI,” J. Simetris, vol. 7, no. 2, pp. 567–574, 2016.
  • D. Prihatmoko, “Perancangan dan implementasi pengontrol suhu ruangan berbasis mikrokontroller arduino uno,” Simetris, vol. 7, no. 1, pp. 117–122, 2016.
  • T. W. D. Widodo Andi; Putra, Ferry Agusta, “Implementasi DuinOS pada Purwarupa Sistem Penyortiran Barang Berbasis Arduino Uno,” IJEIS - Indones. J. Electron. Instrum. Syst., vol. 2, no. 2, pp. 175– 186, 2012.
  • P. Rahmiati, G. Firdaus, and N. Fathorrahman, “Implementasi Sistem Bluetooth menggunakan Android dan Arduino untuk Kendali Peralatan Elektronik,” J. ELKOMIKA Inst. Teknol. Nas. Bandung, vol. 2, no. 1, pp. 1–14, 2014.
  • U. M. Arief, “Pengujian Sensor Ultrasonik PING untuk Pengukuran Level Ketinggian dan Volume Air,” J. Ilm. “Elektrikal Enjiniring” UNHAS Vol. 9 No. 2 Mei-Agustus 2011, vol. 9, no. 2, pp. 72–77, 2011.
  • L. Gunarta, “Sensor Ultrasonik,” J. Chem. Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–1699, 2011. R. S. Akbar, “Pengukur Tinggi Badan Berbasis Arduino,” J. Ilm. Mikrotek Vol. 1, No. 4 2015, vol. 1, no. 4, pp. 198–204, 2015.
  • T. Nur Syahril Sidiq, A. Rouf, and T. Wahyu Supardi, “Sistem Deteksi Bentuk Kecacatan Benda Padat Menggunakan Teknik Variasi Sudut Ultrasonik,” IJEIS (Indonesian J. Electron. Instrum. Syst., vol. 6, no. 1, p. 69, 2016.

Biografi Penulis

a.) Hendra Jaya, S.Kom, M.Kom

Hendra Jaya, S.Kom, M.Kom

Pria kelahiran Tg.Morawa 11 Agustus 1973 ini merupakan Dosen Tetap STMIK Triguna Dharma, beliau pengampu mata kuliah sistem basis data, komputer teknik, web desain dan sistem pakar, aktif dalam melakukan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, jabatan struktural beliau saat ini Kepala Bagian LPPM Bidang Pengembangan Unit Usaha STMIK Triguna Dharma.

Tamat S1 di STMIK KNI Bidang Teknik Informatika dan S2 di Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Bidang Teknologi Informasi.

b.) Mukhlis Ramdhan, SE, S.Kom, M.Kom

Mukhlis Ramdhan, SE, S.Kom, M.Kom

Dosen Tetap STMIK Triguna Dharma yang akitf dalam pelaksanaan pengembangan mutu mahasiswa dan aktif mengajar pada mata kuliah desain dan pemrograman, saat ini beliau menduduki jabatan sebagai Kepala Bagian Lembaga Penjamin Mutu Bidang Operasional. Tamat S1 di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara bidang Ekonomi Manajemen dan Sistem Informasi dan tamat S2 di Universitas Putara Indonesia YPTK Padang.

Senin, 25 Mei 2020

Analisa Efisiensi Belajar: Menggunakan Beberapa Jenis Lampu

Analisa Efisiensi Belajar: Menggunakan Beberapa Jenis Lampu

Belajar adalah kewajiban bagi para pelajar, banyak sekali hal-hal atau aspek yang mempengaruhi optimal atau tidaknya belajar.

Salah satu aspek penting yang mempengaruhi adalah pencahayaan atau penerangan, jika cahaya yang redup pada ruang belajar membuat penglihatan pada mata lambat laun dapat berkurang dan mengantuk.

Apabila lampu terlalu terang, maka dapat membuat konsentrasi belajar menjadi berkurang dan membuat mata mudah kelelahan.

Standar pencahayaan pada ruang belajar adalah sebesar 240 Lux.

Analisa

Analisa efisiensi belajar dilakukan dengan dua cara, yaitu pada ruangan dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 3m (3x3) dan menggunakan lampu belajar dengan jarak antara lampu dengan buku atau bidang kerja 45cm. Analisa pencahayaan ini dapat dianalisa atau diukur dengan menggunakan alat Lux Meter dan perhitungan manual. Analisa tersebut bertujuan untuk mengetahui jenis, watt dan merek lampu manakah yang paling efisien untuk belajar.

Metode yang digunakan adalah dimulai dari:
  • Pengumpulan data dan informasi,
  • Membeli bahan,
  • Melakukan pengukuran Lux cahaya menggunakan Lux Meter,
  • Melakukan perhitungan manual,
  • Membuat perbandingan dan kesimpulan.

Metode

Rancangan Penelitian

Perancangan penelitian dan pembuatan laporan ini menggunakan beberapa metode, antara lain:

1.) Studi Literatur

Studi literatur adalah proses mencari informasi atau referensi dan pengumpulan data yang berkaitan dengan judul penelitian dengan cara menelusuri sumber yang pernah membuat data serupa.

2) Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah mengambil, mengamati dan mengumpulkan data yang diperlukan untuk diteliti, yaitu meliputi hasil yang keluar dari alat ukur Lux meter.

3) Analisa Data

Analisa data adalah suatu cara mengolah data menjadi informasi sehingga data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang berkaitan dengan penelitian.

4) Pengujian dan Pembahasan

Pengujian dan pembahasan adalah suatu kegiatan yang digunakan untuk melakukan penelitian dengan cara melakukan pengukuran menggunakan alat ukur Lux meter maupun perhitungan secara manual. Hasil dari pengujian digunakan untuk pembahasan dan pengumpulan kesimpulan.

Peralatan Penelitian

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
  • Lampu,
  • Lux Meter,
  • Lampu belajar,
  • Meja belajar.

Hasil Penelitian

Penelitian analisa efektifitas belajar menggunakan lampu TL, LHE, Pijar dan LED menggunakan alat Lux Meter adalah menganalisa manakah diantara jenis lampu tersebut dengan merek yang berbeda dan besar watt yang berbeda beda pula di ukur satu persatu menggunakan Lux Meter dan di cari manakah diantara lampu tersebut yang hasil Lux nya paling mendekati Lux standart yang dibutuhkan untuk belajar yaitu 240 Lux. Hasil pengukuran dari alat ukur Lux meter ini akan dibandingkan dengan perhitungan manual.

Analisa Lampu menggunakan Alat Ukur Lux Meter

Analisa dilakukan pada semua jenis lampu menggunakan alat ukur Lux Meter maupun dengan cara perhitungan manual pada ruangan 3x3 maupun menggunakan meja belajar.

Hasil yang didapat dari analisa tersebut adalah sebagai berikut:

#1. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu TL pada ruangan dengan ukuran panjang 3 m dan lebar 3 m dapat dilihat pada tabel 1.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu TL Dop 20 watt lah yang paling tinggi Lux cahayanya yaitu sebesar 32 Lux. 

Tabel 1. Report Hasil Analisa Lampu TL pada Ruangan 3 x 3

Daya Lux Lampu TL
Philips Dop
10 watt 10 10
15 watt 18 24
20 watt 23 32

#2. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu LHE pada ruangan dengan ukuran panjang 3m dan lebar 3m dapat dilihat pada tabel 2.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu LHE Philips 20 watt lah yang paling tinggi Lux cahayanya yaitu sebesar 46 Lux.

Tabel 2. Report Hasil Analisa Lampu LHE pada Ruangan 3 x 3

Daya Lux Lampu LHE
Philips Dop
11 watt 11 16
15 watt 31 23
20 watt 46 36

#3. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu LHE pada ruangan dengan ukuran panjang 3m dan lebar 3m dapat dilihat pada tabel 3.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu Pijar ber merek Philips 40 watt lah yang paling tinggi Lux cahayanya yaitu sebesar 9 Lux. 

Daya Lux Lampu Pijar
Philips Dop
15 watt 2 2
25 watt 4 4
40 watt 9 8

#4. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu LED pada ruangan dengan ukuran panjang 3m dan lebar 3m dapat dilihat pada tabel 4.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu Pijar ber merek Philips 9 watt lah yang paling tinggi Lux cahayanya yaitu sebesar 24 Lux. Analisa lampu LED ini hanya bertujuan untuk perbandingan saja.

Tabel 4. Report Hasil Analisa Lampu LED pada Ruangan 3x3
Daya Lux Lampu LED
Philips Lucerna
9 watt 24 14

Dari semua analisa di atas maka di dapat disimpulkan bahwa di antara semua jenis lampu antara merek Philips dengan Dop dan besar watt yang berbeda-beda.

Kami kemudian memperoleh hasil bahwa lampu dengan merek Philips dengan besar watt 20W dan jenis lampu LHE lah yang paling besar Lux lampunya di bandingkan dengan yang lain.

Lux standart untuk ruang belajar adalah sebesar 240 Lux.

#5. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu TL pada ruangan menggunakan lampu belajar dapat dilihat pada tabel 5.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu TL philips 20 watt lah yang sangat baik dengan Lux cahayanya yaitu sebesar 241 Lux. Kelebihan 1 Lux dari standart Lux untuk belajar yaitu 240 Lux.

Tabel 5. Report Hasil Analisa Lampu TL pada Ruangan Menggunakan Lampu Belajar
Daya Lux Lampu TL
Philips Dop
10 watt 241 219
15 watt 448 460
20 watt 580 567

#6. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu LHE pada ruangan menggunakan lampu belajar dapat dilihat pada tabel 6.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu LHE philips 20 watt lah yang sangat baik dengan Lux cahayanya yaitu sebesar 204 Lux.

Tabel 6. Report Hasil Analisa Lampu LHE pada Ruangan Menggunakan Lampu Belajar
Daya Lux Lampu TL
Philips Dop
11 watt 77 81
15 watt 106 179
20 watt 204 265

#7. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu Pijar pada ruangan menggunakan lampu belajar dapat dilihat pada tabel 7.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu Pijar Dop 40 watt lah yang paling tinggi Lux cahayanya yaitu sebesar 98 Lux. 

Daya Lux Lampu Pijar
Philips Dop
15 watt 28 31
25 watt 48 62
40 watt 92 98

#8. Hasil analisa yang dilakukan pada lampu LED pada ruangan menggunakan lampu belajar dapat dilihat pada tabel 8.

Berdasarkan hasil analisa tersebut maka didapat hasil bahwa lampu LED philips 9 watt lah yang paling tinggi Lux cahayanya yaitu sebesar 204 Lux.

Tabel 8. Report Hasil Analisa Lampu LED pada Ruangan Menggunakan Lampu Belajar

Daya Lux Lampu Pijar
Philips Dop
9 watt 156 132

Kesimpulan

Hasil kesimpulan berdasarkan analisa efisiensi belajar ini ada dua macam, yaitu pada ruangan dan menggunakan lampu belajar.

Hasil analisa belajar yang paling efektif pada ruangan dengan ukuran panjang 3m dan lebar 3m (3x3) adalah dengan menggunakan jenis lampu LHE 20 Watt dengan merek Philips, yaitu sebesar 46 Lux, sedangkan analisa yang paling efektif menggunakan lampu belajar adalah dengan menggunakan jenis lampu TL 10 Watt dengan merek Philips yaitu sebesar 241 Lux.

DAFTAR PUSTAKA

  • Burke, Christine. Kyone, Khin. Lee, Sophia. 1991. A study present lighting system and the development of a more optional method of lighting for the university of waterloo, Engineering 2 rooms 1303A and 1303B, in economic and ergonomic terms.
  • Jackie, Lanum. 1978. The damaging effects of light on the retina. Empirical findings, theoretical 13 and practical implications.
  • Gallagher, V. Koth, B. Freedman. 1975. The Specification Of Street Lighting Needs. FHWA-RD-   76- 17 Final Rpt.
  • Canazei, Markus. Bartenbach. Aldrans. Dehoff, Peter. 2013. Effect of changing room light on the productivity of permanent morning shift workers at industrial. ISBN 978-3-902940-18-6
  • Byrom. Elizabeth. Bingham. Margaret. 2001. Factors Influencing the Effective Use of Technology for Teaching and Learning: Lessons Learned from the SEIR-TEC Intensive Site Schools. 2nd Edition.

Lampu Belajar Cerdas: Atasi Sakit Mata dan Penggunaan Kacamata

Lampu Belajar Cerdas: Atasi Sakit Mata dan Penggunaan Kacamata

Fajar Shiddiq Setyawan yang merupakan mahasiswa prodi Teknik Elektro mampu menciptakan lampu belajar yang berbeda dengan yang lainnya.

Dengan bimbingan dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, Muhammad Ali, M.T Fajar membuat salah satu lampu belajar yang secara otomatis bisa menyesuaikan kondisi cahaya pada permukaan dengan menggunakan aplikasi berbasis mikrokontroler.

Fajar Shiddiq Setyawan

Mahasiswa yang satu ini menjelaskan apa yang membuat ia menciptakan aat ini karena merujuk pada hasil survei yang diterbitkan oleh salah seorang blogger.

Data yang diambil oleh website tersebut menyebutkan bahwa 35 persen anak sekolah di salah satu daerah terdeteksi sakit mata dan hanya beberapa anak saja yang mau menggunakan kacamata.

"Kita dapat merasakan dampak dari kurangnya pencahayaan saat melakukan aktivitas menggunakan indra penglihatan, bahkan sekarang kita belum sadar dan peduli, akan tetapi saat kinerja mata mulai menurun barulah sangat diperhatikan hal ini." ujar Fajar.

"Kurangnya pencahayaan seperti kasus di atas, bisa membuat mata kita stres dan penglihatan menjadi kabur (blur/burem) ketika keluar ruangan. Apabila kebiasaan ini terus berlanjut, maka mata akan terkena rabun  baik jauh maupun dekat. Kelelahan mata biasanya ditandai seperti mata merah, mengeluarkan air mata, iritasi mata dan lain-lain", imbuhnya.

Melihat problem / permasalahan itu, tercetus ide saya untuk meluncurkan inovasi lampu belajar cerdas dimana standar penerangan untuk belajar berkisar antara 200 - 300 lux.

"Oleh sebab itu, media utama dalam pembuatan lampu belajar ini adalah dengan menggunakan lampu LED dengan beberapa manfaat diantaranya ialah sumber daya yang cukup sedikit, tidak menimbulkan panas berlebih seperti yang ada pada lampu TL atau bohlam, pengaturan cerah redup yang mudah dilakukan", tuturnya.

"Dimensi alat ini 16 cm x 11,5 cm x 15 cm dapat bekerja dengan baik dengan kesalahan pembacaan dengan alat ukur Luxmeter sebesar 2,3%, nilai ini termasuk cukup baik karena hasil perbandingan mendekati nilai yang sebenarnya pada alat ukur luxmeter" tambahnya.

"Sensor yang digunakan adalah peka terhadap cahaya, yakni Light Dependent Resistor (LDR) yang berfungsi untuk mendeteksi kecerahan pantulan yang disebabkan oleh perbedaan bidang", gambarnya.

“LDR akan mengeluarkan tegangan yang berubah-ubah, sejalan dengan perubahan intensitas cahaya  dari warna bidang  yang diterima,  pemantulan cahaya yang dipancarkan oleh LED Super Bright, resistansi LDR tinggi pada saat terdeteksi beda warna benda yang ditentukan dimana sinyal ini dapat dijadikan sebagai sinyal masukan”, kata Fajar.

 “Dengan menggunakan pengetahuan dasar tentang PWM mikrokontroler dan sensor cahaya jenis LDR, maka lampu ini dapat menyesuaikan diri tiap kali ada perubahan pada bidang sehingga diharapkan akan menjadikan suasana belajar bagi anak atau orang dewasa sebagai pengguna menjadi lebih nyaman dan menyenangkan”, pungkasnya.

3+ Lampu Belajar Rekomendasi By

Lampu LED Miniso

Lampu belajar Miniso

Lampu belajar yang pertama adalah lampu LED Miniso. Lampu ini sangat cocok sebagai wadah aksesoris di tempat belajar kamu.

Lampu LED ini dapat dihidupkan hanya dengan sentuhan, yaitu touch switch pada tombol On/Off.

Yang menarik dari lampu yang diciptakan oleh perusahaan jepang ini adalah adanya tempat lemari yang dapat menyimpan berbagai aksesoris peralatan kerja seperti pensil, pulpen bahkan dapat diputar sampai 360 derajat.

Jika kita melihat sekilas, lampu ini memiliki design yang simpel dan berkualitas tinggi dengan batang yang fleksible.

Berikut ini beberapa fitur dan spesifikasi sebagai berikut:
  • Dimensi: 11,6 cm x 8 cm x 50 cm,
  • Dilengkapi Built in Rechargeable battery sehingga bisa diisi ulang saat kapasitas baterai habis,
  • Portable LED table lamp reading (dapat diputar 360 derajat atau ditekuk),
  • Warna: Putih,
  • Warna Cahaya lampu: Putih,
  • Touch switch (dapat dinyalakan dengan sentuhan),
  • Kabel USB 2.0 data untuk charger,
  • Material bahan: ABS, LED high quality,
  • Volt: 36v,
  • Power: 5 watt,
  • Buku manual,
  • Eye Protection,
  • Berat: 850 gram,
Kalau berbicara mengenai harga, lampu Miniso dibanderol berkisaran Rp 150.000,00- sampai Rp 200.000,00-

Lampu LED Love Eye YoungPro

Lampu LED Belajar Love Eye YoungPro

Lampu belajar kedua yang selanjutnya adalah Love Eye. Lampu ini didesain menggunakan berbagai sumber daya diantaranya listrik PLN, powerbank, USB pada komputer (PC) atau laptop.

Lampu Love Eye  ini diciptakan agar lebih mudah dibawa kemana saja saat traveling atau liburan bersama keluarga, ringan, fleksibel dan lampu LED ini dapat juga digunakan sebagai lampu cadangan ketika mati listrik.

Berikut beberapa spesifikasi dan fitur yang ditawar oleh lampu belajar yang satu ini sebagai berikut:

  • Terdapat 3 level keterangan cahaya,
  • Terdapat 1 buah Touch Button,
  • Leher lampu yang elastis yang bisa diatur panjang sampai 24 cm.
  • Go Green
  • Warna: putih dan pink,
  • 1 set box: 1 lampu led meja, kabel USB 2.0 untuk mengisi ulang daya baterai.
  • Garansi: 12 bulan / 1 tahun.
Lampu Love Eye ini harga yang ditawarkan sangat murah dan terjangkau berkisaran Rp 35.000,00- sampai Rp 40.000,00-

Lampu LED Meja Baymax

Lampu LED Meja Baymax
Lampu LED ini didesain menyerupai tokoh karakter kartun pada Film Big Hero 6 tidak lain adalah Baymax yang aksi lucunya membuat para penonton terbahak-bahak olehnya.

Lampu belajar satu ini dapat melengkapi kebutuhan kamu akan pencahayaan baik itu di meja belajar, kerja ataupun ruangan lainnya.

Lampu ini dapat difungsikan sebagai hiasan meja yang menarik, lucu dan menambah kecerian pada saat tidak digunakan.

Apabila kamu ingin menggunakan lampu LED ini, maka pertama-tama kamu buka bagian kepala Baymax ke atas dan lampu dapat digunakan untuk menerangi kegelapan ruangan meja kerja kamu.

Untuk kualitas cahaya pada lampu ini sangat terang dan memiliki ketahanan yang cukup awet.

Lampu Baymax sangat fleksibel dan dapat diatur ketinggiannya dengan menarik ke atas pada leher lampu Baymax.

Lampu LED ini dapat diisi ulang apabila cahayanya sudah meredup, kemudian konektor charger disambungkan ke stop kontak.

Berikut beberapa spesifikasi dan fitur yang ditawar oleh lampu meja sebagai berikut:
  • Material: ABS Plastik,
  • Dimensi: 15,5 - 17cm dan tertutup 22 cm
Lampu Baymax ini harga yang ditawarkan sangat murah dan terjangkau berkisaran Rp 50.000,00- sampai Rp 70.000,00-

Lampu Baca Arsitek


Menggunakan fitting standar, yaitu E27 dan maksimal pemasangan 100 Watt. Lampu LED ini didesain untuk ruangan belajar, perkantoran maupun tempat yang memerlukan pencahayaan khusus.

Lampu LED ini diciptakan menggunakan bahan baku besi dari bahan pilihan yang metal, halus dan kokoh sehingga dapat diatur tinggi dan rendanya maupun kemiringan baik pada kepala maupun kaki bahkan lampu ini bisa dijepit di meja.

Adanya tombol lampu yang dapat diatur On/Off dan terdapat tiga siku yang dapat ditekuk juga tinggi sampai kurang lebih 55 cm.

Berikut beberapa spesifikasi dan fitur yang ditawar oleh lampu meja sebagai berikut:
  • Model NO: JM-800 + Free Jepit
  • Warna: Hitam
  • Voltase: 220V/50Hz
  • Power: Max 100 Watt
  • Fitting: E27
  • Kap Besi
  • Flexible pendukung bar materi besi
  • Alas Plastik
Lampu arsitekini ini harga yang ditawarkan berkisaran Rp 100.000,00- sampai Rp 150.000,00-